Tuesday, December 31, 2019

4 Sekawan Ini Raup Omzet Puluhan Juta Jualan Cincin Kayu

Foto: Dok. Holly Chopper

Jakarta - Punya wangsit untuk memulai usaha, maka segera realisasikan, meskipun Anda masih kuliah dan belum berpenghasilan. Seperti empat sekawan asal Bandung, Erlangga, Yessa, Yovan dan Reynaly.

Keempat orang itu tak ragu mendirikan bisnis meski masih duduk di dingklik kuliah yang mereka. Bisnis aksesoris mulai dari cincin dan kalung itu diberi nama Holly Chopper.

Erlangga menjelaskan, awalnya ia dan ketiga temannya itu memang sangat gemar menggunakan aksesoris kalung dan cincin. Kemudian mereka iseng untuk menciptakan aksesoris sendiri.

"Akhirnya terpikirkan untuk menciptakan cincin 3D handmade dan diukir," ungkapnya kepada detikcom ibarat ditulis Selasa (30/12/2019).

Pada 2015, keempat cowok itu mulai mendirikan Holly Chopper. Modal mereka terbatas, masing-masing hanya mengeluarkan uang Rp 500 ribu dari hasil menyisihkan uang saku mereka.

Berbekal modal Rp 2 juta, mereka mulai produksi beberapa model cincin 3D dengan kuantiti yang terbatas. Meski begitu mereka tetap pede menjalankan bisnisnya.

"Kami percaya justru dengan modal yang tidak banyak, kami selalu berpikir untuk efektif dan efisien dalam pengambilan keputusan," tambahnya.

Benar saja, semenjak awal didirikan bisnis Holly Chopper berjalan mulus. Apalagi ketika itu masih sangat jarang produk aksesoris cincin dan kalung yang terbuat dari kayu dan dibentuk 3D.

"Konsep bisnisnya dapat dibilang blue ocean, alasannya ialah kita benar-benar mencari pasar baru," terang Erlangga.

Holly ChopperHolly Chopper Foto: Dok. Holly Chopper


Meskipun ketika awal membangun, mereka harus mengeluarkan upaya keras untuk memperkenalkan produk tersebut. Mereka aktif memperkenalkan produk cincin dan kalung kayu ukir 3D lewat media umum ibarat Instagram ads dan Facebook ads.

Kerja keras mereka pun terbayarkan. Anak-anak muda mulai mengenal produknya. Penjualan Holly Chopper pun mulai dapat menutupi perputaran bisnis.

Kini sudah ada puluhan model cincin dan bandul kalung yang sudah diproduksi oleh Holly Chopper. Detail sampai modal kekinian menciptakan produk Holly Chopper diterima oleh kalangan muda.

Kayu yang dipakai berjenis kayu jati dan sonokeling. Satu hal yang menjadi keunggulan produk Holly Chopper ialah karena terbuat dari kayu yang semakin usang semakin keras.

Harga jualnya pun cukup terjangkau yakni mulai dari Rp 60 ribu sampai Rp 300 ribu, tergantung tingkat kerumitan. Kini per bulannya mereka dapat menjual ratusan pcs.

"Kalau omzet kini dapat belasan atau puluhan juta rupiah sih. Belum terlalu besar mas," ujarnya.

Meski begitu, mereka berempat pun sudah dapat menyebarkan jaringan penjualannya melalui offline. Erlangga dan ketiga temannya telah mendirikan Holly Chopper Galery and Coffee di Buah Batu, Bandung. Selain memamerkan produk Holly Chopper, kawasan itu juga asik untuk sekedar kongkow minum kopi.

Mereka berempat mulai nyaman dengan predikatnya sebagai pengusaha. Meskipun sampai ketika ini beberapa dari mereka masih menempuh pendidikan di akademi tinggi.

Ke depan, kata Erlangga, mereka menargetkan dapat menjual produk-produk Holly Chopper ke luar negeri. Target itu akan direalisasikan di 2019.

"Kedepannya sih pangsa pasar, kami bakal lebih fokus ke luar negeri. Sekarang memang sudah ada beberapa yang pembeli dari luar negeri tapi kitanya belum fokus berjualan di luar negeri," tutupnya.
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Bisnis Karangan Bunga Perempuan Manis Ini Rambah Papua Sampai Malaysia

Foto: Kerajinan Karangan Bunga yang Tembus Ekspor ke Malaysia (Istimewa/Dok:Bloomster)

Jakarta - Dianisa Rizkika atau biasa disapa Ninis warga Jakarta Selatan dapat dikatakan gres 'kemarin sore' terjun ke bisnis kerajinan bunga kering. Namun siapa sangka, bisnis yang seumur jagung ini dapat menghasilkan omzet lumayan, jutaan rupiah.

Wanita anggun 25 tahun ini bercerita, membangun bisnis kerajinan bunga kering dengan nama Bloomster sekitar April 2018. Ia mengaku, awal mula terjun ke dunia bisnis sebab punya hobi menciptakan kerajinan, termasuk kerajinan bunga kering.

Awalnya, ia bergelut di bisnis ini dengan menjual karangan bunga kering (bouquet). Bunga-bunga itu ia datangkan dari pemasok untuk kemudian ia rangkai.
Sebagai tahap awal, ia bilang, karangan bunga itu ia jual di program wisuda daerah kuliahnya dulu, Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Jadi awalnya, saya memang anak teknik ITB, tapi saya memang hobi crafting. Kebetulan waktu ada wisuda ITB. Saya main ke wisuda ITB April 2018 sekalian mau lihat market di sana, ternyata dari bunga kering ada peluang usaha," katanya kepada detikcom, Jumat kemudian (27/12/2019).

Meyakini punya prospek yang cerah, Ninis pun mengatakan kerajinan tangannya ke teman-teman dekatnya. Perlahan, bisnisnya pun mulai memikat pelanggan.

Namun begitu, upaya Ninis membangun bisnis bukan tanpa tantangan. Sebenarnya, di masa awal ia belum dapat fokus terjun bisnis. Lantaran, Ninis harus membagi pikiran dan tenaganya sebab masih bekerja di sebuah perusahaan.
Inspirasi Bisnis Tembus Ekspor dari Wanita Cantik 25 Tahun IniFoto: Kerajinan Karangan Bunga yang Tembus Ekspor ke Malaysia (Istimewa/Dok:Bloomster)
Ninis mengaku, gres benar-benar fokus di tahun 2019 atau semenjak ia menikah.

"Awal 2019 masih belum fokus banget, sehabis saya resign, terus nikah alhasil saya fokus jualan online," ujarnya.

Perlahan tapi pasti, Ninis pun menyebarkan produk yang ia jual. Tidak hanya bouquet, namun ia juga menciptakan hiasan bunga kering yang dibingkai. Lalu, ia juga melayani hiasan bunga untuk seserahan dan mahar.

Ninis bilang, awal mula membangun perjuangan hanya dapat menjual sekitar 10 item per bulannya. Saat ini, ia dapat menjual hingga 25 item.
Inspirasi Bisnis Tembus Ekspor dari Wanita Cantik 25 Tahun IniFoto: Kerajinan Karangan Bunga yang Tembus Ekspor ke Malaysia (Istimewa/Dok:Bloomster)
Kerajinan bunga kering itu dijual dengan harga beragam, dari Rp 30 ribu hingga Rp 500 ribu untuk bouquet low budget, Rp 350 ribu hingga Rp 1,5 juta untuk bouquet ijab kabul atau prewedding. Serta, untuk bunga kering yang dibingkai (frame) Rp 170 ribu hingga Rp 250 ribu.

"Kalau untuk penghasilan kotor, Rp 4-6 juta ada, omzet," ujarnya.

Produk Ninis sendiri dapat dipesan melalui Instagram @bloomster.id. Ninis bilang, kendati masih baru, produk bunga keringnya sempat dipesan dari Malaysia.

"Malaysia pernah, dari Aceh hingga waktu itu terakhir Jayapura. Pengiriman luar negeri gres Malaysia doang," tutupnya.

Simak Video "Hadiri Perayaan Cap Go Meh, Sandi: Ini Bisa Ciptakan Peluang Usaha"
[Gambas:Video 20detik]
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Monday, December 30, 2019

Sering Gagal Berbisnis, Perjaka Ini Kantongi Rp 1 M Jualan Seblak

Foto: Dok Pribadi Seblak Edun

Jakarta - Mau jadi pengusaha sukses beromzet besar memang perlu perjuangan. Jangan harap usaha sanggup terus eksis jikalau gampang menyerah. Selain itu, konsisten dan yakin juga jadi kunci sanggup mendulang kesuksesan.

Setidaknya itu yang dilakukan oleh Happy Yosera, pengusaha masakan khas Bandung, yaitu seblak yang mengadu nasib di Jakarta. Happy panggilan akrabnya, sudah berjualan seblak semenjak 5 tahun lalu.

Pria berdarah Sunda ini bercerita, awalnya ia membuka 2 gerai seblak di daerah Jakarta Timur. Kala itu, masakan yang khas dengan rasanya yang pedas ini belum begitu menjamur menyerupai sekarang. Seblaknya diberi nama Seblak Edun. Edun berarti absurd yang menggambarkan verbal ketika mencicipi kepedasan panganan ini.

Karena belum pede dan cukup modal untuk merekrut karyawan, ia dan istri harus terjun langsung berjualan. Peralatan masak pun ia pakai milik pribadi.

"Modalnya cuma Rp 400 ribu ketika itu. Beli kerupuk, bumbu-bumbu dan lainnya," dongeng Happy kepada detikcom beberapa waktu lalu.


Butuh waktu dua tahun hingga mencapai titik balik kesuksesan Happy. Seiring berjalannya waktu, masyarakat pun gandrung terhadap panganan ini. Usahanya terus berkembang. Dia pun terus mengepakkan sayap bisnisnya dan membuka hingga lebih dari 20 cabang dan mempekerjakan puluhan karyawan.

"Omzet ketika itu sanggup hingga Rp 1 miliar lebih per bulan," ujarnya.

Usahanya ini juga terbantu dengan adanya layanan ojek online. Penjualannya sanggup meningkat tajam alasannya yakni bantuan ojek online.

"Bisa 65% sendiri dari ojek online ini," katanya.

Sering Gagal Berbisnis, Pemuda Ini Kantongi Rp 1 M Jualan SeblakFoto: Dok Pribadi Seblak Edun

Tak ada usaha tanpa ada tantangan dan rintangan. Happy juga mengakui, selama 5 tahun berdagang seblak, usahanya juga mengalami fase naik turun. Ditambah, ketika ini seblak sudah bukan lagi masakan yang eksklusif.

Makanan yang berbahan dasar kerupuk berair ini sanggup banyak ditemui di ibu kota. Beda dengan beberapa tahun belakangan. Apalagi ada layanan pesan masakan lewat ojek online memudahkan mereka yang ingin beli.

Perlahan Happy mulai menutup gerai-gerainya satu per satu. Dia memang tidak menjalankan bisnis dengan sistem waralaba alias franchise. Semua gerai ia kelola dan miliki sendiri.

Persoalan semakin berat ketika ia tak mendapat sumber daya insan (SDM) yang sesuai. Sekarang, gerainya hanya tersisa 13 yang tersebar di Jakarta. Rata-rata omzet yang didapat Rp 1,7 juta-Rp 2 juta per hari. Happy mengaku di weekend sanggup hingga Rp 3 juta per hari.

"Omzet kini rata-rata Rp 500-600 juta per bulan. Karyawan inti ada 17 orang," ujarnya.


Meski begitu, Happy tak patah arang. Dia seakan sudah kebal dengan jatuh bangkit menjalankan bisnis. Berjualan seblak pun yakni bisnisnya yang kesekian puluh kali yang digeluti.

"Ini yang keberapa puluh kali saya mencoba usaha. Saya jualan pulsa, sempat juga jualan pakaian, jual buah-buahan, dicoba. Tapi nggak ada yang jalan," katanya.

Tapi, berbekal keyakinan dan percaya bahwa berdagang itu salah satu bab dari ibadah, usaha seblaknya masih eksis hingga sekarang.

"Intinya ya konsisten, usaha ini kan juga perihal iman. Di sini saya berusaha, tapi kehendak Allah yang paling dominan," tutur Happy.

Simak Video "Beda dengan Bandung, Ini Seblak Khas Batang"
[Gambas:Video 20detik]
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Wamen Bumn Minta Bri Dorong Umkm Ke Pasar Global

Foto: Alfi Kholisdinuka

Jakarta - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mendorong supaya Bank BRI membangun kompetensi Usaha mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam melaksanakan business matching, salah satunya melalui BRI Institute. Hal ini dilakukan supaya pelaku UMKM sanggup menyesuaikan diri terhadap dinamika dan tren pasar yang tengah berkembang.

"Kita mau BRI ini bukan hanya dari sisi kredit tapi training dan kurasi produk unggulan ke global market. Karena kita ingin Indonesia nanti 2-3 tahun ke depan makin banyak UMKM bermain di level global," ungkapnya di sela-sela penutupan BRIFFEST, di JCC Jakarta, Minggu (22/12/2019).

Menurut Kartika, ketika ini banyak tantangan yang harus dihadapi oleh setiap pelaku UMKM dalam menyebarkan bisnisnya. Salah satunya soal desain dan pengemasan yang terbaru mengikuti selera zaman.


"Tidak lagi memakai produk masa kemudian tetapi yang tren di dunia, menyerupai jewelry, furniture, fashion dan kuliner itu selera pasar bergerak terus, itu seringkali terlewat oleh kita alasannya yaitu kurang pengetahuan dan terlambat mengantisipasi pasar," ucapnya.

Maka dari itu, dirinya mengajak supaya setiap tahun pelaku UMKM binaan BRI terus menggali supaya peluang pasar internasional sanggup terbuka dengan lebar. Salah satunya dengan menghadirkan produk yang sedang tren di dunia.

"Kita bawa pengetahuan kita untuk membina, supaya pengusaha kita di Jepara, Malang, Jawa Timur sanggup memahami market yang bergerak di luar negeri dan selesai tahun kita akan business matching menyerupai ini supaya nanti marketnya siap. Sehingga kita jualan tidak lagi memakai produk masa kemudian tapi yang tren di dunia," jelasnya.

"Harapan kita nanti (dengan melaksanakan ini) dari sisi ekspor Indonesia meningkat, tapi juga dari sisi employment sanggup meng-create banyak lapangan kerja dan juga devisa," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengungkapkan selama gelaran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Export BRILian Preneur, Bank BRI telah berhasil memfasilitasi terjadinya transaksi bisnis sampai Rp 508 miliar. Hal itu jauh melebihi sasaran yang ditetapkan sebelumnya yakni senilai US$ 25 juta atau Rp 350 Miliar.

"Target kami bergotong-royong dua hari ini nggak muluk-muluk. Ada deal bisnis 25 juta dolar saja kita sudah senang. Tapi Alhamdulillah saya sanggup laporan hari ini total transaksi selama 3 hari ini Rp 508 miliar," ucapnya


Menurutnya, UMKM masih mempunyai peranan terhadap bantuan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, segala duduk kasus yang dihadapi oleh UMKM harus segera diatasi sehingga memperlihatkan peluang ekonomi terbuka lebar bagi masyarakat.

"Kita tahu 98% perjuangan kita bentuknya UMKM, bantuan terhadap PDB 60%, bantuan terhadap peresapan tenaga kerja itu 97,22%. Sekarang ekspor kita dari UMKM itu 14%. Padahal porsi ekspor gres 41%, bayangkan porsi ekspor dua kali lipat, berapa tenaga kerja yang diserap," pungkasnya.

Simak Video "Teras BRI Kapal, Penjaga Kedaulatan Rupiah di Perbatasan"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Wamen Bumn Minta Bri Dorong Umkm Ke Pasar Global

Foto: Alfi Kholisdinuka

Jakarta - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mendorong supaya Bank BRI membangun kompetensi Usaha mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam melaksanakan business matching, salah satunya melalui BRI Institute. Hal ini dilakukan supaya pelaku UMKM sanggup menyesuaikan diri terhadap dinamika dan tren pasar yang tengah berkembang.

"Kita mau BRI ini bukan hanya dari sisi kredit tapi training dan kurasi produk unggulan ke global market. Karena kita ingin Indonesia nanti 2-3 tahun ke depan makin banyak UMKM bermain di level global," ungkapnya di sela-sela penutupan BRIFFEST, di JCC Jakarta, Minggu (22/12/2019).

Menurut Kartika, ketika ini banyak tantangan yang harus dihadapi oleh setiap pelaku UMKM dalam menyebarkan bisnisnya. Salah satunya soal desain dan pengemasan yang terbaru mengikuti selera zaman.


"Tidak lagi memakai produk masa kemudian tetapi yang tren di dunia, menyerupai jewelry, furniture, fashion dan kuliner itu selera pasar bergerak terus, itu seringkali terlewat oleh kita alasannya yaitu kurang pengetahuan dan terlambat mengantisipasi pasar," ucapnya.

Maka dari itu, dirinya mengajak supaya setiap tahun pelaku UMKM binaan BRI terus menggali supaya peluang pasar internasional sanggup terbuka dengan lebar. Salah satunya dengan menghadirkan produk yang sedang tren di dunia.

"Kita bawa pengetahuan kita untuk membina, supaya pengusaha kita di Jepara, Malang, Jawa Timur sanggup memahami market yang bergerak di luar negeri dan selesai tahun kita akan business matching menyerupai ini supaya nanti marketnya siap. Sehingga kita jualan tidak lagi memakai produk masa kemudian tapi yang tren di dunia," jelasnya.

"Harapan kita nanti (dengan melaksanakan ini) dari sisi ekspor Indonesia meningkat, tapi juga dari sisi employment sanggup meng-create banyak lapangan kerja dan juga devisa," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengungkapkan selama gelaran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Export BRILian Preneur, Bank BRI telah berhasil memfasilitasi terjadinya transaksi bisnis sampai Rp 508 miliar. Hal itu jauh melebihi sasaran yang ditetapkan sebelumnya yakni senilai US$ 25 juta atau Rp 350 Miliar.

"Target kami bergotong-royong dua hari ini nggak muluk-muluk. Ada deal bisnis 25 juta dolar saja kita sudah senang. Tapi Alhamdulillah saya sanggup laporan hari ini total transaksi selama 3 hari ini Rp 508 miliar," ucapnya


Menurutnya, UMKM masih mempunyai peranan terhadap bantuan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, segala duduk kasus yang dihadapi oleh UMKM harus segera diatasi sehingga memperlihatkan peluang ekonomi terbuka lebar bagi masyarakat.

"Kita tahu 98% perjuangan kita bentuknya UMKM, bantuan terhadap PDB 60%, bantuan terhadap peresapan tenaga kerja itu 97,22%. Sekarang ekspor kita dari UMKM itu 14%. Padahal porsi ekspor gres 41%, bayangkan porsi ekspor dua kali lipat, berapa tenaga kerja yang diserap," pungkasnya.

Simak Video "Teras BRI Kapal, Penjaga Kedaulatan Rupiah di Perbatasan"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Mantan Tukang Las Sukses Bisnis Parfum Rp 70 Juta/Bulan

Foto: Parfum Batik (Herdi Alif Al Hikam/detikFinance)

Jakarta - Angga Pratama, merupakan salah satu dari sekian pengusaha yang sukses di Indonesia. Usaha Angga bergerak dalam industri wewangian, alias parfum. Uniknya, Angga menyatukan bahan-bahan tradisional dalam ramuan parfumnya, beliau menamai produknya dengan sebutan Parfum Batik.

Jiwa perjuangan Angga memang tidak perlu lagi dipertanyakan, selama 12 tahun Angga sudah bejibaku menjadi seorang penjaja parfum. Bahkan, semua dilakukannya dari nol, dari yang cuma jadi reseller produk parfum impor hingga akibatnya punya toko sendiri.

"Saya pernah kerja menjadi buruh pabrik las, sales alat penghisap debu, sopir, dan penjaga toko kaset. Hingga hingga lah pada tahun 2007, saya memberanikan perjuangan kecil-kecilan menjadi reseller parfum impor dan alhamdulillah terus berkembang pesat hingga mempunya toko sendiri," kisah Angga kepada detikcom.

Mantan Tukang Las Sukses Bisnis Parfum Rp 70 Juta/BulanFoto: Parfum Batik (Herdi Alif Al Hikam/detikFinance)

Mencium aneka macam harum parfum selama 12 tahun membuat Angga tersadar bahwa bergotong-royong Indonesia juga punya wewangian khas dan identik. Dari situ lah Angga mulai sadar untuk mencari wewangian otentik dari bahan-bahan tradisional.

Bermodal ilmu penyulingan yang didapatkan Angga dari para pengusaha parfum yang berkerja sama dengannya, beliau mulai mencoba membangun Parfum Batik dengan wewangian kearifan lokal. Kalau menurutnya, Parfum Batik sanggup muncul alasannya yaitu kegelisahannya melihat gempuran parfum impor, padahal Indonesia banyak menghasilkan bahan-bahan untuk wewangian.

"Parfum Batik berdiri 28 November 2017, pendirinya saya sendiri. Sejarah berdirinya Parfum Batik ini berawal alasannya yaitu kekhawatiran kami atas gempuran produk parfum luar. Padahal Indonesia yaitu salah satu negara penghasil gaharu dan nilam terbaik di dunia, gaharu dan nilam ini merupakan materi untuk membuat parfum," ungkap Angga.


Angga bercerita parfum yang dijualnya yaitu hasil produksi sendiri, beliau menyampaikan punya pabrik penyulingan parfum di Malang. Bahan bakunya, berdasarkan Angga didapatkan dari petani-petani lokal.

"Kita produksi sendiri di Batu, Malang dari bahan-bahan masih mentah ke proses penyulingan hingga di-matching menjadi parfum. Kami membeli materi baku dari para petani bunga, nilam, dan gaharu. Makara dengan membeli Parfum Batik kami juga turut membantu para petani" ungkap Angga.

Hingga sekarang Angga sudah berhasil membuat empat varian parfum. Mulai dari Parang Barong khas Yogya, Sogan khas Solo, Mega Mendung khas Cirebon, dan Singa Barong khas Bali.

Harga parfumnya berkisar antara Rp 60-90 ribu per botol ukuran 35 ml. Parfumnya terbagi dua tipe, tipe premium yang sanggup tahan anyir hingga 24 jam, dan tipe deluxe yang maksimal tahan anyir hingga 8 jam.


Saat memulai usahanya Angga bercerita menyiapkan Rp 100 juta untuk modal. Uang itu ia putar untuk membiayai alat suling, bangunan pabrik suling, dan materi baku. Kini beliau menyatakan sanggup menjual hingga seribu botol parfum dengan omzet rata-rata berkisar Rp 60-70 juta per bulan.

Angga menyampaikan sejauh ini beliau menjual parfumnya dengan menitipkannya di banyak toko buah tangan di sekitar tempat Cirebon, Yogyakarta-Jakarta, Bali, Solo, dan Malang. Di samping itu beliau juga membuka aktif ikut pameran-pameran UMKM. Angga juga mempromosikan parfumnya lewat sosial media Instagram @parfumbatik.

Simak Video "Nggak Cuma Diminum, Kopi Juga Bisa Makara Parfum Lho!"
[Gambas:Video 20detik]
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Dapat Cuan Dari Bisnis Kurir Asi

Ilustrasi/Foto: iStock

Jakarta - Berawal dari peristiwa alam yang menimpa anaknya ketika bayi, Prandityo Hangrengo sekarang mempunyai bisnis Antar ASI Daily Care (AADC). Meski belum begitu besar, setidaknya ia berhasil mengubah duduk kasus menjadi peluang bisnis.

AADC resmi dijalankannya 2 Maret 2017. Ide ini muncul dari permasalahan yang menimpa anaknya yang gres lahir.

"Berangkat dari permasalahan anak yang didiagnosa dokter ada gangguan pada tongue tie dan lip tie, hingga tidak sanggup menyusu secara direct ke bundanya," kata laki-laki yang dekat disapa Tyo kepada detikcom, Senin (30/12/2019).

Dengan permasalahan itu, Tyo dan istrinya harus mencari pendonor ASI untuk anaknya. Saat itu dirinya mengalami kesulitan untuk mendapatkan layanan antar ASI sebab kesibukannya.


Tyo kala itu berpikir bahwa ada peluang perjuangan dari duduk kasus yang menimpanya. Kebetulan juga ketika itu Tyo sedang menganggur.

"Pada awalnya aku berpikir keras, sambil gendong anak, bagaimana ini caranya aku sanggup memulai perjuangan tersebut yang notabene anak tidak ada yang jaga. Karena kami sudah pisah dari orang tua," terangnya.

Tekad Tyo jadinya bulat. Dia meminta izin mertuanya untuk menitipkan anaknya. Setiap hari ia mengantarkan anaknya ke rumah mertuanya yang berjarak 7 kilometer (km) dari rumahnya.

Setelah mengantarkan anaknya, kemudian ia mendapatkan pesanan untuk jemput dan antar ASI. Setelah selesai, ia menjemput kembali sang anak.

"Awalnya mendapatkan customer teman dari adik saya. Di situ aku mulai mendapatkan feedback yang puas dari customer pertama itu, hujan-hujan hingga malem terus terobos, supaya ASI cepat hingga ke rumah customer," ucapnya.

Rutinitas itu ia jalani terus selama 6 bulan. Tyo memperlihatkan jasanya melalui Instagram. Pelanggannya pun semakin banyak, tidak lagi hanya dari lingkungan kerabat saja.

Tyo menetapkan tarif AADC Rp 4.000 per km, terhitung dari alamat penjemputan ke daerah pengantaran ASI. Tarif itu tidak berubah hingga ketika ini.

Menurutnya tantangan terbesar ketika menjalankan bisnisnya ketika ini ialah SDM atau ia sebut bikers. Akhirnya Tyo menciptakan komunitas yang dinamakan Bikers Pejuang ASI.

"Saya kumpulin kawan-kawan yamg sudah punya anak, sebab mereka akan aware dengan ASI. Saya ajak nge-ride bareng dengan sistem upah per km," terangnya.

Dari tarif Rp 4.000 per km, Tyo hanya mengambil Rp 500 per km. Saat itu terkumpul 7 bikers pejuang ASI yang terdiri dari paman, kakak, dan saudara iparnya. Ia juga masih bolak-balik mengantar ASI.

"Nah, permasalahan gres mulai muncul pada SDM, sebab tidak ada keterikatan kerja. Akhirnya untuk orderan yang masuk, aku harus mohon-mohon, kepada para bikers, mengenai kesediaanya untuk ambil orderan. Hingga aku menetapkan untuk berani dgn sistem honor pada bulan Desember 2018 dengan menarik pak Putut, sahabat, sebagai investor aktif," ujarnya.


Saat membuka sistem gaji, ternyata duduk kasus itu belum terselesaikan. Banyak bikers yang keluar masuk. Sebab untuk mengantar ASI harus mempunyai tanggung jawab dan janji yang besar lengan berkuasa sebab telat sedikit ASI tak sanggup lagi dikonsumsi.

"Hingga Saat ini Antar Asi Daily Care (AADC) hanya mempunyai 5 orang biker's yang betul-betul sudah melewati tahap penyaringan," tuturnya.

Dari semenjak AADC berdiri hingga ketika ini tercatat sudah mempunyai 1.300 pelanggan. Tercatat ketika ini omzet AADC mencapai Rp 11 juta per bulan.

Uang itu pun masih harus dipotong honor bikers dan kebutuhan marketing. Meski belum begitu besar, setidaknya Tyo mempunyai penghasilan dari bisnis yang ia bangkit dengan modal Rp 750 ribu, itu pun dari utang.

"Tapi namanya rezeki sanggup tiba dari mana saja, ada saja yang suka nitip iklanin produknya ke kita. Alhamdulillah," tutupnya.
​​​Promosikan bisnis kamu, ​​​detik ini juga​​ di adsmart.detik.com

Sumber detik.com

Sunday, December 29, 2019

3 Hari Pameran, Umkm Binaan Bri Catat Transaksi Bisnis Rp 508 M

Foto: Alfi Kholisdinuka

Jakarta - Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengungkapkan selama gelaran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Export BRILian Preneur, Bank BRI telah berhasil memfasilitasi terjadinya transaksi bisnis hingga Rp 508 miliar. Hal itu jauh melebihi sasaran yang ditetapkan sebelumnya yakni senilai US$ 25 juta atau Rp 350 Miliar.

"Target kami sebetulnya dua hari ini nggak muluk-muluk. Ada deal bisnis 25 juta dolar saja kita sudah senang. Tapi Alhamdulillah aku sanggup laporan hari ini total transaksi selama 3 hari ini Rp 508 miliar," ungkapnya dikala laporan epilog BRIFFEST 2019, di JCC Jakarta, Minggu (22/12/2019).

Menurutnya, UMKM masih mempunyai peranan terhadap bantuan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, segala dilema yang dihadapi oleh UMKM harus segera diatasi sehingga menunjukkan peluang ekonomi terbuka lebar bagi masyarakat.


"Kita tahu 98% perjuangan kita bentuknya UMKM, bantuan terhadap PDB 60%, bantuan terhadap peresapan tenaga kerja itu 97,22%. Sekarang ekspor kita dari UMKM itu 14%. Padahal porsi ekspor gres 41%, bayangkan porsi ekspor dua kali lipat, berapa tenaga kerja yang diserap," ucapnya.

"Jadi aku menekankan dua hal yang menjadi dilema kita akan teratasi dengan naik kelasnya UMKM hingga ke level internasional," imbuhnya.

Pertama, kata Sunarso yaitu meningkatkan peresapan tenaga kerja. Kedua, membantu mengatasi informasi nasional yaitu CAD (Current Account Deficit).

"adi kiprah kita semua yang sudah mapan yaitu ikut membantu berkontribusi ke negara menyejahterakan rakyat. Cara terbaik menyejahterakan rakyat yaitu memberi pekerjaan dengan membuatkan UMKM ke mancanegara," pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mendorong semoga Bank BRI membangun BRI Institut yang berfungsi untuk membangun kompetensi UMKM dalam melaksanakan Business Matching.

"Kita mau BRI ini bukan hanya dari sisi kredit tapi training dan kurasi produk unggulan ke global market. Karena kita ingin Indonesia nanti 2-3 tahun ke depan makin banyak UMKM kita bermain di level global yang main di cluster spesifik ibarat fashion, jewelry, furniture, makanan sehingga nanti kita punya merk UMKM yg masuk ke pasar global dan dikenal sebagai produk nasional," jelasnya.


"Harapan kita nanti dari sisi ekspor Indonesia meningkat, tapi juga dari sisi employment sanggup meng-create banyak lapangan kerja dan juga devisa," tandasnya.

Simak Video "Teras BRI Kapal, Penjaga Kedaulatan Rupiah di Perbatasan"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Fakta Seputar Garuda Tauberes Yang Ternyata Terinspirasi Milenial

Ilustrasi Garuda Indonesia/Foto: Dok. Airbus

Jakarta - Belakangan publik ramai membicarakan cucu perjuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang berjulukan PT Garuda Tauberes Indonesia. Banyak yang menerka cucu perjuangan maskapai pelat merah itu hanya dibentuk asal-asalan karena namanya yang unik.

Ternyata, nama cucu perjuangan yang sempat menciptakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ngakak tersebut, punya kependekan yang bekerjsama menggambarkan bisnis perusahaan tersebut.

"Tauberes ini bekerjsama singkatan, T transportation, A airlines, U utilities, B beneficial, E effective, R reliable, E efficient, S itu safe. Jadi, Tauberes bekerjsama kita memanfaatkan transportasi menurut pesawat biar menciptakan orang lebih untung, efektif, efisien, terjaga dan aman," ujar Inisiator sekaligus Direktur Teknologi Garuda Tauberes Indonesia, Gisneo Pratala kepada detikcom, Selasa (17/12/2019).


Dia menambahkan, nama Tauberes juga Terinspirasi dari fatwa milenial yang senantiasa tertarik dengan hal-hal unik. Hal itu sebagaimana perusahaan rintisan lain menyerupai halnya Jalan Tikus, Males Banget, dan lainnya.

"Ini bekerjsama namanya aja, tapi konsep bener-bener mikir banget, alasannya ialah yang diri'in (mendirikan) milenial kita semangatnya bikin startup, startup kan namanya aneh ada Jalan Tikus, ada Males Banget, ada Gojek, jadi semangat yang diusung itu gimana caranya biar Tauberes dapat dikenal di masyarakat dengan nama yang unik lah," jelasnya.

Gisneo Pratala bilang, perusahaan tempatnya bekerja diisi oleh orang-orang milenial. Range umurnya sekitar 22 hingga 38 tahun.

"Jadi timnya Tauberes isinya milenial semua umurnya 22 tahun hingga umur 38 tahun, jadi itu range umurnya," katanya.

Dia menjelaskan, aset perusahaan ini kecil yakni sekitar Rp 2 miliar. Menurutnya, hal itu sebagaimana perusahaan rintisan yang tidak mengedepankan aset.

"Kalau misalkan perusahaan zaman dulu asetnya banyak hingga triliunan, ratusan triliun, kita penginnya bahkan tanpa aset. Kalau dapat asetnya Rp 0," katanya.

Garuda Tauberes diketahui punya 15 orang dalam tim kerjanya. Kemudian, lokasi kerjanya terdiri dari dua lokasi, yakni Jakarta dan Yogyakarta.

Dari segi sistem kerja cucu perjuangan sendiri, Gisneo Pratala menjelaskan bahwa Garuda Tauberes ialah perusahaan rintisan fasilitator logistik dan bukan perusahaan kurir. Namun punya tujuan untuk mengirim barang di hari yang sama atau same day.

"Bisnis model kita ini rigid, bener-bener besar lengan berkuasa di bisnis model alasannya ialah yang kita sasar fokus same day delivery, hari itu sampai," jelasnya.

Dia memaparkan, konsep bisnis Garuda Tauberes lahir mengingat banyaknya peluang bagi maskapai untuk mengangkut barang. Namun, kurir enggan mengirimkan barangnya melalui pesawat alasannya ialah beberapa hal.

Sebutnya, kurir yang ingin mengirim barang lewat pesawat harus menyetor modal (deposit) untuk masing-masing maskapai. Sehingga, pengeluaran kurir untuk mengirim barang melalui pesawat besar.

"Ternyata, ketika ini agen-agen katakan JNE jikalau mau ngirim pesawat, kan maskapai banyak banget, ketika mau ngirim pesawat mereka harus deposit ke setiap airline, ke Garuda deposit Rp 1 miliar katakanlah , Citilink Rp 1 miliar, di NAM Rp 1 miliar, Lion Rp 1 miliar jadi biro yang mengirim pakai pesawat ia harus sent Rp 5 miliar untuk punya deposit tiap maskapai, berarti gede banget biayanya," paparnya.

Bukan hanya itu, kurir atau biro pengiriman yang akan mengirim barang mesti memenuhi ketentuan beban biar dapat mengirim di hari yang sama.

"Masalah kedua untuk agen, setiap kali mereka mau mengirim barang same day, harus ada minimal kilogram, minimal kilogram itu 10 kg dan harganya minimal 10 kg," ujarnya.

Model bisnis Garuda Tauberes ialah menghubungkan maskapai dengan kurir atau biro menyerupai J&T. Gisneo menjelaskan, Tauberes akan mencari 'lambung pesawat' yang kosong untuk diisi oleh barang-barang.

Untuk mencari barang-barang ini, Garuda Tauberes juga menghubungi pihak kurir atau biro yang akan melaksanakan pengiriman barang. Sistem mengumpulkan kurir atau biro ini juga untuk mengatasi persyaratan duduk masalah deposit ke maskapai hingga ketentuan beban untuk pengiriman di hari yang sama.

"Tauberes bilang, dapat mulai kini jikalau kita kolaborasi nanti biro cukup bayar Rp 1 miliar, tidak bayar Rp 5 miliar dari pertama Rp 5 miliar. Dia cuma bayar Tauberes Rp 1 miliar. Ini yang menuntaskan ke pesawat, untuk 10 kg gimana? Gampang, kan Tauberes kolaborasi dengan banyak agen," ungkapnya.

Adapun laba cucu perjuangan Garuda ini diperoleh dari komisi maskapai dan kurir yang mengirim barang.

"Jadi Tauberes manfaatnya ambil komisi dari customer, ambil komisi airline, ambil komisi agen. Secara bisnis proses kayak gitu," ujarnya.

Simak Video "Sudah Tahu Apa Itu PT Garuda Tauberes Indonesia?"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Saturday, December 28, 2019

Pertamina Kembangkan Kilang Tppi Jadi Industri Petrokimia

Foto: pertamina

Jakarta -

Pertamina siap berbagi area kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi sentra industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan peluang pasar bisnis petrokimia di Indonesia sekitar Rp 40- 50 triliun per tahun. Selain itu, bisnis petrokimia mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.

"Pembangunan komplek industri Petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan, alasannya ialah sesuai dengan tren bisnis masa depan," ujar Nicke dalam keterangan tertulis, Sabtu (21/12/2019).

Presiden Jokowi didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama Tuban Petro meninjau eksklusif tempat TPPI yang akan dikembangkan menjadi industri petrokimia nasional di Tuban.

Pembangunan industri petrokimia, kata Nicke, akan lebih efisien alasannya ialah diintegrasikan dengan kilang, sehingga produk samping petrokimia sanggup dimanfaatkan kembali oleh kilang, baik untuk materi bakar kilang itu sendiri maupun sanggup menjadi produk BBM.

"Infrastruktur penunjang dan utilitas sanggup juga dimanfaatkan secara bantu-membantu dengan menurunkan biaya energi hingga 10% dan biaya personal turun 10% sehingga biaya operasional turun hingga 15%," imbuh Nicke.

Nicke menjelaskan langkah mengintegrasikan kilang TPPI untuk pengembangan industri petrokomia dilakukan Pertamina dengan melaksanakan agresi korporasi pembelian saham seri B TubanPetro yang merupakan induk perjuangan TPPI senilai Rp 3,1 triliun. Akhirnya Pertamina ketika ini menguasai saham lebih banyak didominasi 51%.

"Aksi korporasi ini dimaksudkan untuk berbagi industri petrokimia nasional yang nantinya akan memperlihatkan imbas bagi pengembangan industri turunannya di Tanah Air," terang Nicke.

Nicke menjelaskan, restrukturisasi TubanPetro juga merupakan bab dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas alasannya ialah mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia ataupun migas. Hal ini menciptakan produksi kilang sanggup menyesuaikan dengan ajakan pada ketika beroperasi.

Diungkapkannya, dengan pasokan materi baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, diperlukan juga bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga meraih laba yang maksimal. Dengan tingkat laba yang maksimal maka proyek-proyek kilang Pertamina bisa menjadi bisnis yang berkelanjutan ke depannya.

"Jadi terperinci bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan alasannya ialah sanggup menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya," ujar Nicke.

Nicke juga menyampaikan Pertamina akan berbagi pembangunan pabrik gres serta melanjutkan pembangunan komplek olefin dan polyolefin di tempat kilang TPPI di Tuban. Dengan pembangunan tersebut, maka TPPI akan menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin.

Pada ketika yang sama, melalui proyek RDMP dan GRR, Pertamina juga sedang membangun kilang Tuban dengan investasi US$ 16 miliar, yang nantinya akan mempunyai akomodasi produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.200 ktpa, paraxylene 1.300 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.

"Pembangunan industri petrokimia nasional akan turut memperkuat neraca perdagangan, menghemat devisa dan mengurangi impor materi baku dan produk petrokimia," pungkas Nicke.





Simak Video "Gegara Corona, Penjualan Pertamina Terendah Sepanjang Sejarah"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Wednesday, December 25, 2019

Mengintip Rencana Besar Pertamina Untuk Tuban Petro

Foto: Jokowi di Tuban Petro (Ainur Rofiq/detikcom)

Tuban - Pertamina siap berbagi area kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi sentra industri petrokimia yang terintegrasi dengan kilang nasional.

Presiden Jokowi didampingi Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Direktur Utama Tuban Petro meninjau eksklusif tempat TPPI yang akan dikembangkan menjadi industri petrokimia nasional di Tuban, Sabtu (21/12)

Nicke Widyawati menyatakan peluang pasar bisnis petrokimia di Indonesia sekitar Rp 40 - 50 triliun per tahun. Selain itu, bisnis petrokimia mempunyai margin lebih tinggi dibanding BBM.

"Pembangunan komplek industri Petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan, sebab sesuai dengan animo bisnis masa depan," ucap Nicke. Di TPPI Tuban ( 21/12/2019).


Pembangunan industri Petrokimia, lanjut Nicke, juga akan lebih efisien sebab dintegrasikan dengan kilang, sehingga produk samping petrokimia sanggup dimanfaatkan kembali oleh kilang baik untuk materi bakar kilang itu sendiri maupun sanggup menjadi produk BBM.

"Infrastruktur penunjang dan utilitas sanggup juga dimanfaatkan secara tolong-menolong dengan menurunkan biaya energi hingga 10% dan biaya personel turun 10% sehingga biaya operasional turun hingga 15%," imbuh Nicke.

Langkah mengintegrasikan kilang TPPI untuk pengembangan industri petrokomia dilakukan Pertamina dengan melaksanakan agresi korporasi pembelian saham seri B TubanPetro yang merupakan induk perjuangan TPPI, senilai Rp 3,1 triliun, sehingga Pertamina ketika ini menguasai saham dominan 51 persen.

"Aksi korporasi ini dimaksudkan untuk berbagi industri petrokimia nasional yang nantinya akan memperlihatkan imbas bagi pengembangan industri turunannya di tanah air," terang Nicke.

Nicke menjelaskan, restrukturisasi TubanPetro juga merupakan kepingan dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas (flexibility), di mana mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia ataupun mogas. Hal ini menciptakan produksi kilang sanggup menyesuaikan dengan undangan pada ketika beroperasi.

Selain itu, dengan pasokan materi baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, dibutuhkan juga bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga meraih laba (profitability) yang maksimal. Dengan tingkat laba yang maksimal, maka proyek-proyek kilang Pertamina bisa menjadi bisnis yang berkelanjutan (sustainability) ke depannya.

"Jadi terang bahwa proyek kilang kami yang sedang berjalan akan menjadi bisnis yang berkelanjutan sebab sanggup menyesuaikan dengan kebutuhan pasar dan didukung integrasi baik sesama kilang maupun infrastruktur Pertamina lainnya," ujar Nicke.


Pertamina sendiri akan berbagi pembangunan pabrik gres serta melanjutkan pembangunan komplek olefin dan polyolefin di tempat kilang TPPI di Tuban. Dengan pembangunan tersebut, maka TPPI akan menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin.

Pada ketika yang sama, melalui proyek RDMP dan GRR, Pertamina juga sedang membangun kilang Tuban dengan investasi US$16 miliar, yang nantinya akan mempunyai akomodasi produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.200 ktpa, paraxylene 1.300 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.

"Pembangunan industri petrokimia nasional akan turut memperkuat neraca perdagangan, menghemat devisa dan mengurangi impor materi baku dan produk petrokimia," pungkas Nicke

Simak Video "Isak Tangis Iringi Pemakaman Bripda Ferdi yang Tewas Tersambar Petir"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com

Monday, December 23, 2019

Ada Peluang Truk Dan Bus Dapat Lewat Japek Layang

Foto: Agung Pambudhy

Jakarta - Tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) ketika ini hanya dibuka khusus untuk kendaraan yang tingginya tidak lebih dari 2,1 m. Artinya, hanya kendaraan langsung yang dapat melintas di jalur ini.

Meski begitu, Direktur Operasional PT Waskita Karya (Persero) Bambang Rianto mengatakan, dari sisi struktur tol Japek layang ini berpengaruh dilintasi semua jenis kendaraan. Termasuk untuk bus dan truk.

"Kalau dari sisi desain, dari sisi kekuatan, dari sisi keamanan, ini dipergunakan untuk semua jenis kendaraan. Kaprikornus semua bisa, boleh masuk, ini dari sisi struktur. Dari sisi struktur, dari sisi kekuatan konstruksinya," kata Bambang kepada detikcom pekan ini.


Menurutnya, pembatasan kendaraan yang dilakukan ketika ini hanya bersifat sementara. Ia menilai pembatasan ini niscaya telah dipertimbangkan dengan matang oleh pihak Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).

Karena itu, kata Bambang, ke depannya masih ada peluang untuk kendaraan berat menyerupai truk dan bus dapat melintas di jalur layang terpanjang di Indonesia tersebut.

"Ada peluang. Ini kan juga saya dengar Kementerian Perhubungan akan mempertimbangkan apabila bus dapat naik ke atas. Tapi dari sisi struktur, keamanan tidak ada masalah," katanya.



Simak Video "Tol Japek Padat, Polisi Perpanjang Contraflow Hingga Km 65"
[Gambas:Video 20detik]

Sumber detik.com